Total Tayangan Halaman

Rabu, 16 November 2011

Sebuah Renungan di HUT KORPRI....

Sebentar lagi, tepatnya tanggal 29 Nopember 2011 kita-kita anggota KORPRI akan memperingati  Hari Ulang Tahun yang ke-40. Rasanya sebagai bagian dari  anggota organisasi yang konon merupakan wadah birokarsi terbesar di negeri ini kurang afdol jika kita tidak berpartisipasi “mangayubagyo” di Hari Ulang Tahunnya yang Ke-40 ini. Walau partisipasi tersebut hanyalah berupa sebuah tulisan yang saya harapkan dapat menjadi semacam renungan buat kita semua untuk menjadi lebih baik.


Akhir-akhir ini, atau bahkan mungkin dalam sepanjang perjalanan keberadaannya KORPRI baik secara instsitusi maupun idividu anggotanya banyak menjadi sorotan masyarakat / publik. Banyak berita-berita di media yang sebenarnya merupakan peristiwa biasa menjadi “berita besar”  hanya karena pelaku atau menyangkut oknum PNS yang notabene anggota KORPRI. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa di masyarakat kita,  PNS dituntut menjadi  "panutan" yang kalau sedikit saja membuat kesalahan maka akan mendapatkan sorotan yang tajam. Meskipun juga tidak bisa dipungkiri pula bahwa seorang PNS juga hanyalah seorang “MANUSIA” bukan  ”MALAIKAT” yang tidak bisa lepas dari khilaf dan salah.  Namun jangan lupa pula bahwa kita juga wajib memegang teguh janji kita sebagai anggota KORPRI, yaitu Panca Prasetya KORPRI agar kita bisa terhindar dari perilaku yang tercela, masih ingat ? Kalau lupa ini untuk sekedar mengingatkan saja :


Di tengah harapan yang begitu besar terhadap peran PNS sebagai “Abdi Negara dan Abdi Masyarakat” Pemerintah telah mengambil kebijakan meningkatkan kinerja  aparatur melalui pelaksanaan Reformasi Birokrasi secara menyeluruh, dengan telah menyusun Grand Desain dan Road Map Reformasi Birokrasi. Namun di tulisan ini  tidak akan kita bahas masalah ini, karena pemahaman saya tentang hal ini juga masih setengah-setengah.

Menjelang Peringatan Hari Ulang Tahun KORPRIKe-40 ini, saya teringat dan tergelitik dengan pesan singkat (SMS) yang pernah saya terima dari seorang teman (maaf sampai sekarang SMS tersebut masih saya simpan di memori HP) yang mengingatkan tentang hal-hal yang perlu dihindari oleh seorang PNS. Begini isi selengkapnya SMS tersebut :

“Waspadalah thd 6 penyakit yang rentan kamu derita sbg PNS : 1. KUDIS : KUrang DISiplin; 2. ASMA : ASal Mengisi Absen; 3. TBC : Tidak Bisa Computer; 4. KRAM : KuRAng traMpil; 5. ASAM URAT : Asal sAMpai kantor, suka URing-uringan Atau Tidur; 6. GINJAL : Gaji Ingin Naik tapi kerJAnya Lamban.”

Ketika menerima SMS ini saya hanya senyum-senyum saja, tetapi di balik itu terbersit di benak saya tentang sudah begini parahkah gambaran PNS di mata masyarakat kita, sudah separah inikah korp yang kita banggakan. Semoga saja tidak, karena masih banyak di antara kita yang bekerja dengan penunh semangat dan dedikasi, memiliki kinerja yang baik dan mampu berprestasi. Namun tidak adanya salahnya pula kita menghindari 6 panyakit tadi agar tidak menjangkiti kita. Betul ?

Selain SMS td saya juga teringat dan tergelitik membaca  status teman saya yang juga PNS di FB beberapa waktu yang lalu, begini bunyinya :

“PNS kuwi koyo macam loreng mati kejepit, dandane mentereng ora duwe duwit”  

Kontan saja status seperti ini mengundang banyak komentar, dan teman saya tadi akhirnya membuat kesimpulan  (yang tentu saja belum tentu benar) dari komentar yang masuk ,  seperti ini : “Sing PNS kebanyakan mengiyakan, sedangkan yang bukan PNS maido”  

Gambaran seperti ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan yang dirasakan teman-teman PNS belum sepenuhnya memenuhi harapan, tetapi sebagian masyarakat memandang bahwa tingkat kesejahteraan PNS sudah lebih dari cukup alias “SEJAHTERA”, mereka mungkin berfikir bahwa di samping menerima penghasilan (baca : gaji) rutin setiap bulan, juga akan menerima gaji pensiun di hari tuanya sehingga tidak perlu repot-repot cari duit lagi di masa tuanya. Berdasar pada pemikiran itulah mungkin masyarakat mengangap bahwa “PNS” masih menjadi primadona pekerjaan yang diimpikan. Namun di balik kontroversi pendapat tentang hal ini,  masalah kesejahteraan semua berpulang ke diri kita masing-masing, sebagai insan yang beriman bila kita pandai  bersyukur Insya Allah  apa yang kita dapat sebagai seorang PNS menjadi barokah. Tetapi sebaliknya bila kita tidak mensyukurinya maka ketidakcukupan-lah akan selalu kita rasakan.

Harapan kita semoga Peringatan HUT KORPRI Ke-40 Tahun 2011 tidak hanya menjadi acara ceremonial yang lewat begitu saja setelah kita melaksanakannya, tetapi bagaimana kita memanfaatkannya untuk menjadikan moment yang tepat untuk terus berintrospeksi, lebih meningkatkan kinerja dalam meberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Dan tentunya kita sebagai anggota juga berharap kepada jajaran Pengurus KOPPRI untuk lebih dapat mengupayakan kesejahteraan yang lebih baik di masa yang akan datang. Ya semoga.

DIRGAHAYU KORPRI  . . . !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar